Friday, January 11, 2013

PENENTUAN HARGA TRANSFER

Harga transfer yaitu harga barang yang ditransfer secara intern.
Dampak harga transfer :
1. pengukuran prestasi devisi.
2. laba perusahaan sebagai satu kesatuan.
3. otonomi devisi-devisi yang terlibat dalam transfer barang atau jasa.

Karakteristik Ht :
1. Masalah HT timbul jika divisi yang terkait diukur kinerjanya berdasarkan laba divisinya.
Perusahaan yang dibentuk berdasarkan divisi-divisi akan dinilai kinerjanya berdasarkan laba yang diperoleh, maka manajer pusat laba sangat peduli terhadap factor-faktor yang mempengaruhi  penerimaan laba, termasuk di dalamnya penentuan HT (baik bagi divisi pembeli/penjual).
Jika beli, gak mau menanggung rugi akibat ketidakefisienan divisi penjual.
Jika jual, gak mau jual terlalu murah, hanya karena alasan masih dalam satu perusahan
2. Ht Selalu Mengandung Unsur Laba
Bagi divisi penjual, HT merupakan pendapatan yang pada gilirannya merupakan unsure laba yang dipakai sebagai dasar penilaian kinerja, sehingga adanya transfer barang ke divisi pembeli harus mengandung unsur biaya di dalamnya
3. Ht Merupakan Alat Mempertegas Diversifikasi, Sekaligus Mengintegrasikan Divisi Yang Dibentuk
Proses pembentukan HT memberi kesempatan kepada manajer divisi yang terkait untuk merunding semua unsure pembentuk HT, karena unsure ini akan mempengaruhi besar kecilnya laba. Dengan HT, divisi yang telah dibentuk dianggap sebagai perusahaan “independent” yang melakukan nego penetapan harga barang yang ditransfer antar divisi tersebut.
Prestasi devisi : pendapatan dan biaya merupakan komponen untuk menghitung laba, maka laba dua divisi yang terlibat akan terpengauh oleh harga transfer.
Laba perusahaan : dari harga transfer yang ditetapkan mempengaruhi laba perusahan dari satu kesatuan. Karena pengaruh dari devisi-devisi terkait bertindak sebagai unit independen, mungkin menetapkan harga transfer yang memaksimumkan laba devisi tetapi menurunkan laba perusahaan. Sedangkan devisi pembeli mungkin mengambil keputusan untuk membeli barang dari pihak luar (bukan dari devisi yang ada dalam satu perusahaan), karena harga dari pihak dari luar tampaknya lebih murah.
Tujuan penentuan harga transfer:
1. evaluasi prestasi devisi secara akurat.
2. keselarasan tujuan (goal congruence)antara devisi dan perusahaan.
3. tetap terjaganya otonomi devisi

Pertimbangan manajemen : keinginan devisi pembeli dan divisi penjual untuk memaksimumkan prestasinya masing-masing, sebagaimana penjelasan sebelumnya, sering menimbulkan masalah. Bertindak sebagai unit independen semu, divisi-divisi mungkin mengambil keputusan yang menguntungkan divisinya tetapi tidak menguntungkan perusahaan.
Dasar penentuan harga transfer : penentuan harga transfer dapat mendasarkan pada harga pasar, herga negosiasi, dan harga pokok (biaya).
Rumus Umum HT
                                                            HT = Biaya Penuh** + Laba

                 y% x aktiva penu (aktiva lancar + tidak lancar)

**) Biaya Penuh bisa memakai 3 pendekatan :
    1. Pendekatan Full Costing
    2. Pendekatan Variabel Costing
    3. Pendekatan ABC
Harga pasar adalah layak menjadi dasar penetuan harga transfer apabila terdapat pasar kompetitif untuk barang atau jasa yang di transfer. Biaya adalah layak menjadi dasar penentuan harga transfer apabila barang atau jasa yang ditransfer tidak memiliki harga yang kompetitif. Harga pasar yang menjadi dasar harga transfer adalah harga yang kompetitif.
Harga kompetitif adalah yang termahal antara harga di pasar ekstern dan harga yang di pasar intern. Atau harga yang dapat memaksimumkan laba perusahaan.
Harga pasar ekstern merupakan harga transfer yang ideal apabila terpenuhi kondisi-kondisi seperti berikut:
1. terdapat pasar ekstern untuk produk yang ditransfer.
2. pasar ekstern untuk produk yang ditransfer itu bersifat persaingan sempurna.
3. divisi pembeli bebas untuk membeli produk sebanyak yang dibutuhkannya dari sumber  mana pun.
4. divisi penjual bebas untuk menjual poduk sebanyak yang dia mampu untuk buat ke pasar mana pun.

Berdasarkan negosiasi : hasil negosiasi harus mempertimbangkan opportunity cost yang dihadapi oleh masing-masing divisi. Harga negosiasi seharusnya disetujui hanya jika opportunity cost divisi penjual lebih kecil dari pada opportunity cost divisi pembeli.
Apabila terdapat kapasitas menganggur di divisi penjual, akibat tidak kesempurnanya pasar ekstern, maka harga transfer minimum adalah biaya produksi variable produk yang ditransfer, yang menunjukkan incremental cost apabila kebutuhan divisi pembeli di penuhi oleh divisi penjual.
Harga transfer maksimum adalah harga beli, seandainya divisi pembeli memenuhi kebutuhannya dari pasar ekstern. Jadi harga transfer yang membuat dua divisi lebih baik  adalah harga antara minimum dan maksimum. Semakin mendekati harga maksimum, semakin besar laba yang dinikmati oleh divisi penjual. Semakin mendekati harga minimum, semakin besar laba yang dinikmati oleh divisi pembeli.
Kelemahan harga transfer negosiasi adalah :
1. manajer divisi tertentu dapat mengambil manfaat dari manajer divisi lain, sehingga manajer divisi lain itu dirugikan.
2. ukuran prestasi mungkin terdistorsi oleh kemampuan negonsiasi manajer tertentu.
3. proses negosiasi membutuhkan banyak waktu, tenaga dan biaya.
Kebaikan harga transfer negosiasi yaitu:
1. evaluasi prestasi divisi secara akurat,
2. keselarasan antara tujuan divisi dan perusahaan, dan
3. tetap terjaganya otonomi divisi.
Berdasarkan harga pokok produksi  lenjadi dasar penentuan harga transfer apabila tidak ada harga pasar kompetitif dan harga transfer negosiasi tidak dapat ditentukan. Dasar harga transfer adalah harga pokok standard bukan harga pokok sesungguhnya (historis). Yang dimaksud harga pokok produksi adalah harga pokok standard.
Harga pokok (biaya) produksi variable costing adalah harga pokok produksi yang bersifat variable terhadap jumlah produksi.
Kelemahan harga pokok produksi variable sebagai harga transfer intern adalah bahwa divisi penjual akan melaporkan contribution margin total sebesar nol atau rugi sebesar biaya tetap yang dikeluarkannya.
Harga pokok produksi plus laba
Harga transfer yang pantas untuk pusat laba atau pusat investasi adalah pokok produksi plus laba. Harga pokok prosuksi dapat ditentukan sebesar harga pokok produksi variable atau harga pokok produksi penuh. Dengan dasar perhitungan yang paling sederhana adalah harga pokok produksi (variable atau penuh). Kelemahannya dasar ini tidak memperhitungkan investasi.

by : efitri eka nurcahyani

Wednesday, January 9, 2013

harga transfer


Penentuan Harga Transfer

Harga transfer yaitu harga barang yang ditransfer secara intern.
Dampak harga transfer :
1. pengukuran prestasi devisi.
2. laba perusahaan sebagai satu kesatuan.
3. otonomi devisi-devisi yang terlibat dalam transfer barang atau jasa.
KARAKTERISTIK HT :
1. Masalah HT timbul jika divisi yang terkait diukur kinerjanya berdasarkan laba divisinya.
Perusahaan yang dibentuk berdasarkan divisi-divisi akan dinilai kinerjanya berdasarkan laba yang diperoleh, maka manajer pusat laba sangat peduli terhadap factor-faktor yang mempengaruhi  penerimaan laba, termasuk di dalamnya penentuan HT (baik bagi divisi pembeli/penjual).
Jika beli, gak mau menanggung rugi akibat ketidakefisienan divisi penjual.
Jika jual, gak mau jual terlalu murah, hanya karena alasan masih dalam satu perusahan
2. Ht Selalu Mengandung Unsur Laba
Bagi divisi penjual, HT merupakan pendapatan yang pada gilirannya merupakan unsure laba yang dipakai sebagai dasar penilaian kinerja, sehingga adanya transfer barang ke divisi pembeli harus mengandung unsur biaya di dalamnya
3. Ht Merupakan Alat Mempertegas Diversifikasi, Sekaligus Mengintegrasikan Divisi Yang Dibentuk
Proses pembentukan HT memberi kesempatan kepada manajer divisi yang terkait untuk merunding semua unsure pembentuk HT, karena unsure ini akan mempengaruhi besar kecilnya laba. Dengan HT, divisi yang telah dibentuk dianggap sebagai perusahaan “independent” yang melakukan nego penetapan harga barang yang ditransfer antar divisi tersebut.
Prestasi devisi : pendapatan dan biaya merupakan komponen untuk menghitung laba, maka laba dua divisi yang terlibat akan terpengauh oleh harga transfer.
Laba perusahaan : dari harga transfer yang ditetapkan mempengaruhi laba perusahan dari satu kesatuan. Karena pengaruh dari devisi-devisi terkait bertindak sebagai unit independen, mungkin menetapkan harga transfer yang memaksimumkan laba devisi tetapi menurunkan laba perusahaan. Sedangkan devisi pembeli mungkin mengambil keputusan untuk membeli barang dari pihak luar (bukan dari devisi yang ada dalam satu perusahaan), karena harga dari pihak dari luar tampaknya lebih murah.
Tujuan penentuan harga transfer:
1. evaluasi prestasi devisi secara akurat.
2. keselarasan tujuan (goal congruence)antara devisi dan perusahaan.
3. tetap terjaganya otonomi devisi
Pertimbangan manajemen : keinginan devisi pembeli dan divisi penjual untuk memaksimumkan prestasinya masing-masing, sebagaimana penjelasan sebelumnya, sering menimbulkan masalah. Bertindak sebagai unit independen semu, divisi-divisi mungkin mengambil keputusan yang menguntungkan divisinya tetapi tidak menguntungkan perusahaan.
Dasar penentuan harga transfer : penentuan harga transfer dapat mendasarkan pada harga pasar, herga negosiasi, dan harga pokok (biaya).
Rumus Umum HT
                                                      HT = Biaya Penuh** + Laba


 
                                               
                                                    y% x aktiva penu (aktiva lancar + tidak lancar)

**) Biaya Penuh bisa memakai 3 pendekatan :
            1. Pendekatan Full Costing
            2. Pendekatan Variabel Costing
            3. Pendekatan ABC

Harga pasar adalah layak menjadi dasar penetuan harga transfer apabila terdapat pasar kompetitif untuk barang atau jasa yang di transfer. Biaya adalah layak menjadi dasar penentuan harga transfer apabila barang atau jasa yang ditransfer tidak memiliki harga yang kompetitif.
Harga pasar yang menjadi dasar harga transfer adalah harga yang kompetitif.
Harga kompetitif adalah yang termahal antara harga di pasar ekstern dan harga yang di pasar intern. Atau harga yang dapat memaksimumkan laba perusahaan.
Harga pasar ekstern merupakan harga transfer yang ideal apabila terpenuhi kondisi-kondisi seperti berikut:
1. terdapat pasar ekstern untuk produk yang ditransfer.
2. pasar ekstern untuk produk yang ditransfer itu bersifat persaingan sempurna.
3. divisi pembeli bebas untuk membeli produk sebanyak yang dibutuhkannya dari sumber  mana pun.
4. divisi penjual bebas untuk menjual poduk sebanyak yang dia mampu untuk buat ke pasar mana pun.
Berdasarkan negosiasi : hasil negosiasi harus mempertimbangkan opportunity cost yang dihadapi oleh masing-masing divisi. Harga negosiasi seharusnya disetujui hanya jika opportunity cost divisi penjual lebih kecil dari pada opportunity cost divisi pembeli.
Apabila terdapat kapasitas menganggur di divisi penjual, akibat tidak kesempurnanya pasar ekstern, maka harga transfer minimum adalah biaya produksi variable produk yang ditransfer, yang menunjukkan incremental cost apabila kebutuhan divisi pembeli di penuhi oleh divisi penjual.
Harga transfer maksimum adalah harga beli, seandainya divisi pembeli memenuhi kebutuhannya dari pasar ekstern. Jadi harga transfer yang membuat dua divisi lebih baik  adalah harga antara minimum dan maksimum. Semakin mendekati harga maksimum, semakin besar laba yang dinikmati oleh divisi penjual. Semakin mendekati harga minimum, semakin besar laba yang dinikmati oleh divisi pembeli.
Kelemahan harga transfer negosiasi adalah :
1. manajer divisi tertentu dapat mengambil manfaat dari manajer divisi lain, sehingga manajer divisi lain itu dirugikan.
2. ukuran prestasi mungkin terdistorsi oleh kemampuan negonsiasi manajer tertentu.
3. proses negosiasi membutuhkan banyak waktu, tenaga dan biaya.

Kebaikan harga transfer negosiasi yaitu:
1. evaluasi prestasi divisi secara akurat,
2. keselarasan antara tujuan divisi dan perusahaan, dan
3. tetap terjaganya otonomi divisi.
Berdasarkan harga pokok produksi  menjadi dasar penentuan harga transfer apabila tidak ada harga pasar kompetitif dan harga transfer negosiasi tidak dapat ditentukan. Dasar harga transfer adalah harga pokok standard bukan harga pokok sesungguhnya (historis). Yang dimaksud harga pokok produksi adalah harga pokok standard.
Harga pokok (biaya) produksi variable costing adalah harga pokok produksi yang bersifat variable terhadap jumlah produksi.
Kelemahan harga pokok produksi variable sebagai harga transfer intern adalah bahwa divisi penjual akan melaporkan contribution margin total sebesar nol atau rugi sebesar biaya tetap yang dikeluarkannya.
Harga pokok produksi plus laba
Harga transfer yang pantas untuk pusat laba atau pusat investasi adalah pokok produksi plus laba. Harga pokok prosuksi dapat ditentukan sebesar harga pokok produksi variable atau harga pokok produksi penuh. Dengan dasar perhitungan yang paling sederhana adalah harga pokok produksi (variable atau penuh). Kelemahannya dasar ini tidak memperhitungkan investasi. Dasar perhitungan lainnya yang lebih baik adalah besarnya investasi yang digunakan untuk memproduksi produk yang ditransfer.  

by : efitri eka nurcahyani


Thursday, January 3, 2013

Responsibility Accounting



Responsibility Accounting
Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) adalah system yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manager untuk mengoperasikan pusat pertanggung-jawaban mereka. Idealnya, system akuntansi pertanggungjawaban mencerminkan dan mendukung struktur dari sebuah organisasi, yang mana secara umum sebuah perusahaan diatur menurut garis-garis pertanggungjawaban.

Jenis – Jenis Pertanggungjawaban
1. Pusat Biaya (cost center)
Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab hanya terhadap biaya. Misalnya, departemen produksi (pabrik) yang mengendalikan biaya manufaktur tetapi tidak mengatur harga atau membuat kepututsan pemasaran. Ukuran kinerjanya adalah dievaluasi seberapa baik biaya produksi dikendalikan.
Pusat biaya dibedakan menjadi pusat biaya standart dan pusat biaya kebijakan
a.       Pusat biaya standart adalah pusat biaya yang sebagian besar hubungan antara input dan outputnya dapat ditentukan secara jelas.
b.      Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar hubungan antara input dan outputnya tidak dapat atau sulit ditentukan.
2. Pusat Pendapatan (revenue center)
Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya hanya bertanggung jawab terhadap penjualan. Misalnya departemen pemasaran atau penjualan. Departemen ini mengatur harga dan memproyeksi penjualan. Karena itu departemen ini dievaluasi sebagai pusat pendapatan. Ukuran kinerjanya adalah pada omset penjualan yang dihasilkan.
Selisih volume penjualan menunjukkan dampak perubahan volume penjualan terhadap pendapatan dengan anggapan tidak terjadi perubahan harga jual.
Selisih harga jual = (harga jual sesungguhnya – harga jual yang dianggarkan) x volume penjualan yang dianggarkan
Selisih volume penjualan = (volume penjualan sesungguhnya – volume penjualan yang dianggarkan) x harga jual yang dianggarkan
3. Pusat Laba (profit center)
Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab terhadap pendapatan maupun biaya. Misalnya divisi pabrik yang mana manajernya bertanggung jawab untuk membuat dan memasarkan produk mereka. Oleh karena itu, laba operasi akan menjadi ukuran kinerja yang penting bagi para manajer pusat laba.
Profitabilitas manajer pusat laba dapat diukur dengan lima tipe pengukuran :
1)        Contribution Margin : alasan utama karena contribution margin adalah ukuran prestasi yang penting, karena menunjukkan dampak perubaahan volume penjualan terhadap laba.\
2)        Laba Langsung : menunjukkan jumlah kontribusi pusat laba untuk menutup biaya overhead umum dan laba perusahaan
3)        Laba Terkendali adalah laba langsung dikurangi biaya alokasian terkendali dengan anggapan bahwa seluruh biaya langsung merupakan biaya terkendali
4)        Laba Sebelum Pajak : tipe pengukuran ini dapat digunakan sebagai dasar perbandingan dengan perusahaan-perusahaan laindalam industry yang sama dan sebagai dasar analisis ekonomi lainnya mengenai Potensi profitabilitas pusat laba.
5)        Laba Bersih : alasan menggunakan tipe pengukuran ini adalah (1) ddalam banyak hal, laba bersih adalah persentase tetap dari laba sebelum pajak sehingga tidak ada manfaatnya memasukkan unsure pajak penghasilan. (2) keputusan-keputusan yang mempunyai dampak pada pajak penghasilan dibuat oleh kantor pusat dan (3) profitabiliitas pusat laba tidak mempengaruhi atau dipengaruhi oleh keputusan-keputusan tersebut pada butir (2).
4. Pusat Investasi (investasi center)
Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab terhadap pendapatan, biaya, dan investasi. Misalnya divisi-divisi. Selain memiliki kendali terhadap biaya dan keputusan penetapan harga, manajer divisi juga memiliki kekuasaan untuk membuat keputusan-keputusan investasi seperti penutupan dan pendirian suatu pabrik, menghentikan atau meneruskan suatu lini produk. Ukuran kinerjanya adalah laba operasi dan pengembalian atas investasi

Peran Informasi Dan Akuntabilitas
Informasi memiliki peran penting agar para manajer bertanggung jawab terhadap hasil. Akuntabilitas secara tidak langsung mencerminkan pengukuran kinerja, yang berarti bahwa hasil actual dibandingkan dengan hasil yang diperkirakan atau dianggarkan. Sistem pertanggungjawaban, akuntabilitas, dan evaluasi kinerja seperti ini sering merujuk kepada akuntansi pertanggungjawaban, karena peran penting yang dimainkan oleh ukuran dan laporan akuntansi tersebut di dalam proses.

Elemen sistem pertanggungjawaban berdasarkan fungsi terdiri dari beberapa hal sebagai berikut :
1.  Menugaskan tanggung jawab terfokus pada fungsi unit organisasional dan individu.
2.  Penetapan ukuran kinerja menggunakan anggaran dan penghitungan biaya standar sebagai dasar kriteria aktivitas.
3.  Pengukuran kinerja dengan membandingkan hasil sesungguhnya dengan hasil yang dianggarkan. Kinerja biaya sangat ditekankan.                                                      
4. Pemberian penghargaan didesain  untuk mendorong para individu mengelola biaya untuk mencapai atau mengalahkan standar anggaran.
Elemen sistem pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas terdiri dari beberapa hal sebagai berikut :
1.  Menugaskan tanggung jawab terfokus pada proses dan tim
   Perbaikan Proses, mengacu pada efisiensi proses;
   Inovasi Proses, mengacu pada kinerja proses; 
   Pembuatan Proses, mengacu pada instalasi suatu proses baru secara keseluruhan
2.  Penetapan ukuran kinerja berorientasi pada proses, sehingga pada akhirnya standar    seharusnya mencerminkan nilai tambah pada aktivitas individual dan proses.
3. Pengukuran kinerja meliputi waktu, kualitas dan efisiensi.
4. Pemberian penghargaan berdasarkan grup karena dicapai melalui usaha tim.




Ukuran prestasi moneter dan nonmoneter
Prestasi hamper selalu dinyatakan dengan unit moneter (uang), karena unit moneter dianggap sebagai denominator umum dan dapat dijumlahkan. Ukuran nonmoneter harus dinyatakan dalam hubungannya dengan aktivitas atau sumberdaya yang harus mereka pertanggungjawabkan.

Mengukur efisiensi dan efektivitas
Efisiensi merupakan perbandingan antara biaya sesungguhnya dan anggarannya, sedangkan efektivitas merupakan perbandingan antara volume produksi yang dicapai dan volume produksi yang menjadi target.

Memasukkan unsur biaya dalam menilai prestasi pusat pendapatan
Biaya-biaya penjualan dapat diklasifikasikan menjadi order getting cost dan order filling cost.
a.       Order getting cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapat order dari konsumen, misalnya biaaya periklanan, gaji dan komisi pramuniaga, biaya perjalanan, dan telepon. Biaya-biaya tersebut sering disebut discretionary cost.
b.      Filling cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk penyerahan barang sampai ke tangan konsumen, misalnya biaya penyimpangan, pembungkusan, dan pangangkutan. Biaya- biaya ini termasuk sebagai engineered cost.





Referensi :
1.      Slamet sugiri. Akuntansi Manajemen. Edisi Revisi. UPP-AMP YKPN, Yogyakarta, 1999.